Layaknya organisasi-organisasi yang ada pada umumnya, Forum Ikan Teri (FIT) juga mengalami proses pertumbuhan, pematangan, perkembangan, dan kemantapan. Hal ini sudah maklum. Pada fase awal pertumbuhan nama Forum Ikan Teri (FIT) belumlah dikenal, yang ada saat itu adalah Begudal Tim (BT) yang mana BT ini masih minim anggota dan kurang tersusunnya progam-program yang harus di laksanakan.

Awal berdirinya BT sendiri tidak tercatat oleh kami, yang bisa kami ketahui bahwa BT hanyalah berumur jagung. Salah satu program yang ada dalam BT waktu itu adalah terjemah film dan ngobrol ringan, dua program ini meski telah terlaksana namun dirasa oleh anggota kurang begitu menarik dan cenderung membosankan.

Fase pematangan atau biasa kami sebut sebagai fase introspeksi ini menggugah kami untuk berfikir lebih jauh dan lebih obyektif. Sehingga mendorong kami untuk mendiskusikan apa yang benar-benar harus dikerjakan. Saat itu kami sempat berfikir untuk membubarkan atau bergabung dengan organisasi yang ada, namun keinginan itu kami urungkan karena kami belum begitu meyakini bahwa kami cocok atau sepaham dengan organisasi yang ada. Sambil mencoba mencari tahu apa yang benar-benar harus dikerjakan, kami juga mencoba mencari informasi yang sedang berkembang di dunia ini.

Setelah tahu apa yang terjadi di dunia ini, kami mencoba menengok kenyataan yang terjadi di tanah air Indonesia, dari situlah kami mendapat percikan api yang membara untuk mencairkan kebekuan otak yang membatu. Kami dihadapkan pada kebodohan, kemiskinan, ketidak adilan dan lain sebagainya. Alhamdulillah diskusi pada malam itu membuahkan hasil kematangan, yaitu kami ingin mengabdikan diri kepada bangsa dan agama, lewat berbagai program yang kami telurkan.

29 Desember 2007 tepatnya kami mendeklarasikan nama "Forum Ikan Teri" (FIT) sebagai kelanjutan dari "Begudal Tim" (BT), alasan kami merubah nama adalah prospek masa depan, dimana nama adalah pengejawantahan dari jati diri pemiliknya, dan FIT lah yang kami anggap sesuai.

Kami sadari program yang dibuat masih jauh dari sempurna, bahkan kami pernah mengalami masa "koma". Keadaan ini disebabkan kurangnya kemantapan baik dari segi moral, material maupun spiritual, untuk itu program-program yang kami buat mengalami koreksi dan perubahan yang berulang-ulang demi mencapai kesempurnaan.

Masa "koma" sendiri memakan waktu kurang lebih satu tahun. Namun Alhamdulillah, dari komunikasi yang transparan kami memantapkan niat, yang mana kemantapan niat ini kami jadikan pedoman untuk merancang program-progam yang sampai sekarang masih terus kami usahakan.
Program-program itu antara lain;

1. Perkonomian : sebagai salah satu tiang penyangga organisasi dan sebagai upaya membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat. Perekonomian inipun berfungsi sebagai donator dari program-program selanjutnya.

2. Pendidikan : sebagai bentuk keseriusan kami dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membantu pemerintah menuntaskan kebodohan, program ini teragendakan dikarenakan banyaknya putra-putri bangsa yang masih belum mendapatkan pendidikan yang layak dan memenuhi standar kami.

3. Humas : sebagai jembatan sosial antara FIT dengan masyarakat.

4. Lembaga Riset (IPTEK) : sebagai wadah pengembangan sekaligus agar mampu menjadi mesin pendorong kemajuan IPTEK. Dan masih ada program yang belum kami sebutkan.
Adapun perinciannya akan segera kami sampaikan.

Read More..

Aku rindu tanahku
Ketika tanganku tak bisa lagi menjamahnya
Aku rindu hujanku
Ketika ia tak bisa lagi kurasakan iramanya
Aku rindu dengan diriku sebelumnya
Ketika ia mulai hilang dari ingatanku
Ketika air jernih mengalir di sebuah sungai kecil
Ketika udara sejuk setelah hujan menyapu kabut yang menyesakkan dada
Ketika aroma indah pemandangan hijaunya hutanku
Ketika angin bersahabat dengan anak-anak yang bermain layang-layang
Ketika mencari ikan di manapun air berada
Ketika duduk di bawah teras rumah yang tertiup angin sepoi-sepoi
Aku rindu............

Read More..

Sudut mataku melihat burung gagak yang begitu angkuh
Terbang menukik dan salto
Dengan kesombongan mencoba pamer padaku
Dia terlihat mengejek dan sesekali melemparkan umpatan
Sambil mengatakan "kasian kamu tak bisa terbang"

Entah mengapa asap tembakau yang kuhirup
Tak mampu mengantarkanku membelai mimpi
Justru malah mendatangkan lamunan yang tak ku mengerti
Di pagi yang sesejuk dan secerah ini
Terpaksa ku harus mengundur jadwal mendengkur
Diatas kasur

Sambil menyulut rokok yang entah keberapa kali
Kuberanikan diri merogoh saku
Pada jaket yang apek dan bau
Terasa ada gulungan kertas lusuh
Kupandangi dengan cermat dan seksama
Ooo...ada gambar jami' azhar disitu

Namun setelah ku renungkan
Terasa ada yang janggal
Apakah kewibawaan azhar sudah memudar
Hingga gambarnya saja cuma
Layak di panggil "nus"

Benar...... mungkin memang benar
Tapi setidaknya jami' azhar tetap merasa bangga
Sebab istrinya yang cantik terlihat masih muda
Yah dialah si jami'ah Azhar
Makin segar dan bugar

Sholahuddin muncullah sekali lagi
Beri muhadhoroh pada setiap santri azhari
Ceritakan pada kami
Bagaimana engkau merubah azhar dari syiah menjadi sunni
Jadikanlah kami pasukan yang tak takut mati
Agar terhindar dari nafsu duniawi
Aku rindu engkau Al-ayyubi

Maafkan kami Sholahuddin
Tanpa kami sadari kami telah merubah azhar
Dari sunni menjadi mu'tazili
Mungkin karena kami tak begitu mengerti apa itu madzhabi
Tak begitu paham apa itu i'tiqodi

Wahai ibnu malik
Wahai ibrohim Al-laqoni
Penyair-penyair tampan dan bersahaja
Karya-karyamu begitu merdu di dengungkan
Di pesantren bahkan universiti

Alangkah cerdiknya engkau Ibnu Malik
Ilmu nahwu yang begitu sulitnya bagi kami ajnabi
Kau sampaikan lewat bait-bait puisi
Dengan harapan kami suka dan senang mempelajari
Agar bisa mengerti apa itu lugoh arobi

Sungguh begitu romantis engkau Al-laqoni
Engkau tau pengobat rindu yang kami rasai
Tahukah engkau bahwa sajak-sajak tentang ilahi
Yang kau tancapkan di tengah hati kami
Mampu mengokohkan pondasi iman pada sanubari

Azhar........
Namamu harum semerbak
Lulusan-lulusanmu banyak yang mampu menyibak
Tabir-tabir kebodohan di berbagai penjuru dunia
Yang kian hari kian menjadi sesak

Aku mencium wangi kasturi
Mengikuti langkah para masyayikh
Yang berbadan tegap dan berpostur tinggi
Dalam balutan jubah kebesaran
Mereka terlihat makin gagah dan berkharisma
Dan dalam ayoman peci khas azhar
Disitu tersimpan ladang ilmu yang menghampar

Oooh.....sungguh membanggakan
Sungguh suatu kehormatan
Bagi kami lebah-lebah kecil yang terbang
Menghisap sari-sari madu
Dalam berbagai ragam jenis
Bunga-bungaan persmbahan azhar

Bunga-bunga itu senantiasa bermekaran
Dalam ruangan-ruangan lebar yang menghampar
Dari kelas hanafi kelas maliki hingga kelas safi'i
Oooh....dosen-dosenku
Oooh....bunga-bungaku

Silau cahaya azhar laksana matahari
Hingga mata inipun tak mampu memandangi
Tapi aku sadar
Pikiran ini dapat merasai
Sebab kalor yang dihembuskan
Mampu mencairkan kebekuan
Pada otak kanan maupun kiri

Namun terasa ada sebuah misteri
Antara azhar dan aku
Sudah bertahun-tahun aku menyerap sari-sari bunga itu
Tapi aku belum juga menghasilkan madu
Mungkin ku memang tak mampu

Sering ku menulis sepucuk surat
Kutitipkan pada burung hud-hud
Untuk ku sampaikan pada
Kejenuhan sanubari

Read More..

Coro itu menari sambil menggesek sungutnya
Dengan sungguh-sungguh menganggap itu biola
Lalat kecil terkekeh sambil memegang perutnya
Dan kaki depan yang selalu mengelap liurnya

Semut-semut berbaris antri
Mencoba menikmati hiburan ini
Tikuspun tak mau rugi
Memeluk biji salak lalu konsentrasi

Pemandangan seperti ini sudah biasa
Entah sudah yang kali berapa waktuku tersita
Hanya untuk sekedar menghormati
Jerih payah usaha coro menghibur diri

Di atas tumpukan baju kotor
Tergeletak sosok kucing kelaparan
Namun pantat tikus yang bergoyang
Mengikuti lantutan biola coro
Tak mampu menggugah nafsu makannya
Sore itu

Kasihan...
Sungguh kasihan
Coro tak lagi mengais nasi yang berserakan
Dari piring sisa makanan

Lalat tak lagi mencuri-curi tumisan
Semut kesulitan mencari rontokan gorengan
Tikuspun malas melangkah pada tumpukan karung
Hanya sesekali ketika mau buang kotoran

Maafkan aku tikus
Aku tak punya uang tuk sekedar
Membeli segenggam beras
Tak juga sepotong roti

Maafkan aku semut
Jika tak pernah kau dapati
Sekeping gorengan teri
Dibawah meja ini

Maafkan aku lalat
Tak usah kau mengintip
Ke balik panci
Sebab kecewa yang kan kau dapati

Maafkan aku coro
Tak ada sebutir nasi yang tercecer di meja ini
Jangan kau bermurung diri
Teruslah kau menyanyi dan menari

Maafkan aku kucing
Majikanmu tak punya uang
Yang ada hanyalah hutang
Yang tak tau kapan sanggup membayar

Pernah kau kusuruh makan tikus itu
Tapi kau bilang padaku
"aku tak tega makan tikus yang kurus aku malu"
Jadi tahan saja laparmu
Seperti aku

lintang_kemukus 11 Juli 2009

Read More..

Ya Allah mudahkanlah perjuangan kami.

Read More..
KAMI MENGAJAK PUTRA-PUTRI INDONESIA BERSAMA-SAMA DENGAN FIT MENGABDIKAN DIRI KEPADA AGAMA DAN BANGSA