Sudut mataku melihat burung gagak yang begitu angkuh
Terbang menukik dan salto
Dengan kesombongan mencoba pamer padaku
Dia terlihat mengejek dan sesekali melemparkan umpatan
Sambil mengatakan "kasian kamu tak bisa terbang"

Entah mengapa asap tembakau yang kuhirup
Tak mampu mengantarkanku membelai mimpi
Justru malah mendatangkan lamunan yang tak ku mengerti
Di pagi yang sesejuk dan secerah ini
Terpaksa ku harus mengundur jadwal mendengkur
Diatas kasur

Sambil menyulut rokok yang entah keberapa kali
Kuberanikan diri merogoh saku
Pada jaket yang apek dan bau
Terasa ada gulungan kertas lusuh
Kupandangi dengan cermat dan seksama
Ooo...ada gambar jami' azhar disitu

Namun setelah ku renungkan
Terasa ada yang janggal
Apakah kewibawaan azhar sudah memudar
Hingga gambarnya saja cuma
Layak di panggil "nus"

Benar...... mungkin memang benar
Tapi setidaknya jami' azhar tetap merasa bangga
Sebab istrinya yang cantik terlihat masih muda
Yah dialah si jami'ah Azhar
Makin segar dan bugar

Sholahuddin muncullah sekali lagi
Beri muhadhoroh pada setiap santri azhari
Ceritakan pada kami
Bagaimana engkau merubah azhar dari syiah menjadi sunni
Jadikanlah kami pasukan yang tak takut mati
Agar terhindar dari nafsu duniawi
Aku rindu engkau Al-ayyubi

Maafkan kami Sholahuddin
Tanpa kami sadari kami telah merubah azhar
Dari sunni menjadi mu'tazili
Mungkin karena kami tak begitu mengerti apa itu madzhabi
Tak begitu paham apa itu i'tiqodi

Wahai ibnu malik
Wahai ibrohim Al-laqoni
Penyair-penyair tampan dan bersahaja
Karya-karyamu begitu merdu di dengungkan
Di pesantren bahkan universiti

Alangkah cerdiknya engkau Ibnu Malik
Ilmu nahwu yang begitu sulitnya bagi kami ajnabi
Kau sampaikan lewat bait-bait puisi
Dengan harapan kami suka dan senang mempelajari
Agar bisa mengerti apa itu lugoh arobi

Sungguh begitu romantis engkau Al-laqoni
Engkau tau pengobat rindu yang kami rasai
Tahukah engkau bahwa sajak-sajak tentang ilahi
Yang kau tancapkan di tengah hati kami
Mampu mengokohkan pondasi iman pada sanubari

Azhar........
Namamu harum semerbak
Lulusan-lulusanmu banyak yang mampu menyibak
Tabir-tabir kebodohan di berbagai penjuru dunia
Yang kian hari kian menjadi sesak

Aku mencium wangi kasturi
Mengikuti langkah para masyayikh
Yang berbadan tegap dan berpostur tinggi
Dalam balutan jubah kebesaran
Mereka terlihat makin gagah dan berkharisma
Dan dalam ayoman peci khas azhar
Disitu tersimpan ladang ilmu yang menghampar

Oooh.....sungguh membanggakan
Sungguh suatu kehormatan
Bagi kami lebah-lebah kecil yang terbang
Menghisap sari-sari madu
Dalam berbagai ragam jenis
Bunga-bungaan persmbahan azhar

Bunga-bunga itu senantiasa bermekaran
Dalam ruangan-ruangan lebar yang menghampar
Dari kelas hanafi kelas maliki hingga kelas safi'i
Oooh....dosen-dosenku
Oooh....bunga-bungaku

Silau cahaya azhar laksana matahari
Hingga mata inipun tak mampu memandangi
Tapi aku sadar
Pikiran ini dapat merasai
Sebab kalor yang dihembuskan
Mampu mencairkan kebekuan
Pada otak kanan maupun kiri

Namun terasa ada sebuah misteri
Antara azhar dan aku
Sudah bertahun-tahun aku menyerap sari-sari bunga itu
Tapi aku belum juga menghasilkan madu
Mungkin ku memang tak mampu

Sering ku menulis sepucuk surat
Kutitipkan pada burung hud-hud
Untuk ku sampaikan pada
Kejenuhan sanubari

2 Comments:

  1. Denny Subastian said...
    bagus............
    bagus mas
    Mujib said...
    hebat
    bahasanya menjiwai

Post a Comment



KAMI MENGAJAK PUTRA-PUTRI INDONESIA BERSAMA-SAMA DENGAN FIT MENGABDIKAN DIRI KEPADA AGAMA DAN BANGSA